Anda Pengunjung Ke

About Me

Following

Entri Populer

Label

Kamis, 09 Juni 2011

Merokok Perlukah?


 

    Mohon maaf bagi yang nggak berkenan dengan artikel saya ini. Sekedar iseng aja (siapa tahu begitu baca artikel ini kemudian berhenti merokok) daripada nggak ada kerjaan. Artikel ini menurutku menarik karena bersifat membangun. Tema ini aku angkat setelah dapat tugas ngetik dari Tabloid Sekolah Jurnal Maja Tamansiswa. Okey, langsung aja ke materi!

    Merokok perlukah? Bukankah pada kemasan rokok sendiri sudah tertera bahwa "Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan pada janin", lalu kenapa masih saja merokok?

Bukan hanya itu saja, seingat penulis waktu masih sekolah (penulis juga pernah sekolah lho... ^^), dalam ajaran agama Islam, bahwa menyakiti diri sendiri itu hukumnya dosa dan haram. Kalo merokok itu dapat membuat kita sakit, berarti sudah jelas kita telah melakukan dosa. Lalu kenapa masih saja merokok?

Dalam hal ekonomi juga demikian. Harga rokok juga nggak murah, apalagi orang yang sudah kecanduan rokok, sehari atau bahkan dalam hitungan jam saja sudah menghabiskan rokok 1 cepet (bahasanya "cepet" apa ya?). Lha terus, habis berapa puluh ribu dalam sehari hanya untuk kebutuhan merokok yang jelas-jelas merugikan itu? Kalo untuk yang berduit sih nggak masalah. Tapi yang jadi masalah itu, 70 persen perokok adalah orang miskin. Nah, padahal cari duit juga nggak gampang. Lalu kenapa masih juga merokok?

Menurut data yang terungkap dalam workshop Jurnalis Aksesi FCTC Penguatan Komunikasi dari Ancaman Asap Rokok yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat indonesia (IAKMI) (28/5), lebih dari sepuluh orang meninggal diseluruh dunia per menit karena rokok. Artinya dalam sehari ada 14.400 orang yang meninggal karena rokok. Rokok mengandung empat ribu bahan kimiawi dan 60 diantaranya bisa menyebabkan penyakit kanker.

Bahaya merokok bukan hanya ada pada si perokok aja, tapi asap rokok juga membahayakan orang-orang disekitarnya. Karena, perokok pasif menghisap tiga kali lebih banyak kandungan dari rokok. Nah, apa nggak kasian tuh sama orang-orang disekitar? Keluarga, teman yang nggak ngrokok, ato pacar misalnya?

Kembali lagi pada kemasan rokok yang bertuliskan bahaya merokok. Peringatan bahaya merokok itu juga dari pemerintah kan? Tapi kenapa masih juga diijinkan adanya pabrik rokok ato apalah itu. Harusnya larangan merokok sama halnya dengan larangan minuman keras dan zat psikotropika lainnya.

"Kan rokok membantu perekonomian negara karena merupakan penghasilan yang sangat besar?", ada yang bilang gitu juga. Nggak tahu dah harus jawab apa kalo uda mengeluarkan jurus itu. Seolah-olah para perokok antusias dengan keadaan perekonomian negara. Haha... lucu juga.

Denger-denger nih, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengimbau lembaga penyiaran televisi dan radio agar tidak menyiarkan iklan rokok pada 31 Mei 2011. Imbauan disampaikan oleh KPI kepada asosiasi lembaga penyiaran. Nah, kalo berita yang seperti ini aku suka, nih. Dan sodara-sodara yang pada nggak suka sama rokok pasti juga turut bergembira. Tepuk tangan.... J

Satu pesan buat sodara-sodara sebangsa dan setanah air, terutama bagi anak-anak muda, jangan coba-coba merasakan menghisap rokok karena itu hanya akan merugikan diri kalian sendiri dan juga orang lain. Dan untuk yang sudah terlanjur kecanduan merokok, cobalah untuk pelan-pelan berhenti merokok. Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin. Kalo kalian pada niat untuk berhenti merokok, aku yakin kalian pasti bisa.

Marilah bangun kesadaran diri akan bahaya merokok.

Salam damai dan bebas asap rokok! J

1 komentar:

DC mengatakan...

Meski disini sudah diberlakukan PERDA TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK, msh saja ada yg merokok di tempat2 itu. Apa mereka nggak sadar kalo itu sangat merugikan orang lain juga?